Minggu, 25 Januari 2015

Faith



Minggu 25 Januari 2015, Senja ini mengiringi tulisan ini. Kelabu yang menghiasi, semburat kuning yang mulai pudar terhalang abu di atas sana. Angin senja yang semakin meneduhkan, rintihan air yang mulai jatuh perlahan mengingatkan akan memori tentangmu. Hilang lenyap perlahan memudar warnamu, entah apa yang telah kulakukan. Apa kau berniat membuatku hypothermia dengan dinginmu itu? Dan akan memumikanku seperti “pharaohmu” terdahulu. Teringat saat terakhir kita beradu sajak.
Ket   K ; Kuning  -  M ; merah jambu
K : Sudahlah kau menyerah saja.
M : Iya saat aku sudah ingin dan DIA yang nyuruh.
K : Bodoh, keras kepala!!!
M : Biarkan kebodohan ini yang meyakinkanmu.
K : Apa yang kau cari dariku?
M : Aku mencari serpihanku dalam dirimu.
K : Kata-katamu itu sama saja dengan mereka pada awalnya.
M : Tidak, aku tidak sama dan tak pernah sama sampai pada akhirnya.
K : Kenapa aku harus percaya?
M : Karena aku adalah aku bukan mereka.
K : Apa yang bisa kau lakukan?
M : Aku bisa membuatmu tertawa.
K : Bangaa?? Cukupkah dengan hanya itu? Aku ingin lebih
M : Aku tidak berjanji akan membawakan semua inginmu, aku akan berusaha melakukannya sampai batasku, tidak , bahkan lebih dari mampuku.
K : Kau mampu? Kau sanggup? Aku tak seindah ungkapmu, mungkin kita sudah dekat, tapi keyakinanku tlah lama redup dengan omong kosong dan pintuku tlah lama menutup dan mengunci.
M : Aku akan melakukannya, menerangkannya dan membukanya, aku tak bisa membantu semua masalhmu tapi aku akan selalu ada didekatmu di saat-saat itu.
K : Mengertilah, aku lelah untuk mendengar, melihat dan percaya ada yang membawaku dari  sini. Entah itu pangeran berkuda putihku, ksatria pemberani, bahkan penjahat yang licik itu. Nyatanya tidak ada yang mampu membawaku, melarikanku, dan menggandengku sampai akhir.
M : Aku yang akan membawamu pulang dan menggandengmu sampai akhir.
K : Jangan membuatku tertawa karenanya. Kau?? Siapa kau? Orang bodoh, pemalas, dan penggoda sepertimu, membawaku? Pulanglah dan menyerah sajalah.
M : Aku akan tetap di sini, aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanya orang biasa yang ingin jadi yang luar biasa setidaknya dalam pandangmu itu.
K : : )

            Dan lalu apa? kau hanya meninggalkan senyummu itu, yang selalu terlihat indah dan melelehkan itu. Aku terlalu polos untuk mengerti arti dari senyummu itu. Apa yang kau lakukan di sana? Tak layakkah jika aku hanya ingin sekedar mendengar say hai mu itu. Melihat senyummu itu walau hanya sekedar emot dari ketikan handphonemu. Setidaknya itulah keteduhanku tiap harinya. Dari merah jambu yang masih menunggumu di ladang ubur-ubur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar